Rabu, 08 Februari 2017

UUD 1945 Pasal 6, Pasal 7, Pasal 8, Pasal 9, dan Pasal 10

Pasal  6

(1)  Calon  Presiden  dan  calon  Wakil  Presiden  harus  seorang warga  negara  Indonesia sejak  kelahirannya  dan  tidak  pernah  menerima  kewarganegaraan  lain  karena kehendaknya  sendiri,  tidak  pernah  mengkhianati  negara,  serta  mampu  secara rohani dan jasmani untuk melaksanakan tugas dan kewajiban sebagai Presiden dan Wakil Presiden.***)
(2)  Syarat-syarat untuk  menjadi Presiden dan Wakil Presiden diatur lebih lanjut dengan undang-undang.*** )

Pasal  6A

(1)  Presiden  dan  W akil  Presiden  dipilih  dalam  satu  pasangan  secara  langsung  oleh rakyat. ***)
(2)  Pasangan  calon  Presiden  dan  W akil  Presiden  diusulkan  oleh  partai  politik  atau gabungan  partai  politik  peserta  pemilihan  umum  sebelum  pelaksanaan  pemilihan umum.***)
(3)  Pasangan  calon  Presiden  dan  wakil  Presiden  yang  mendapatkan  suara  lebih  dari lima  puluh persen dari jumlah suara dalam pemilihan umum  dengan  sedikitnya  dua puluh  persen  suara  disetiap  provinsi  yang  tersebar  di  lebih  dari  setengah  jumlah provinsi di Indonesia, dilantik menjadi Presiden dan Wakil Presiden.***)
(4)  Dalam  hal  tidak  ada  pasangan  calon  Presiden  dan  Wakil  Presiden  terpilih,  dua pasangan  calon  yang  memperoleh  suara  terbanyak  pertama  dan  kedua  dalam pemilihan  umum  dipilih  oleh  rakyat  secara  langsung  dan  pasangan  yang memperoleh  suara  rakyat  terbanyak  dilantik  sebagai  Presiden  dan  Wakil Presiden.****)
(5)  Tata  cara  pelaksanaan  pemilihan  Presiden  dan  Wakil  Presiden  lebih  lanjut  diatur dalam undang-undang.***)

Pasal 7

Presiden dan W akil Presiden  memegang jabatan selama lima tahun, dan sesudahnya dapat dipilih kembali  dalam jabatan yang sama, hanya untuk satu kali masa jabatan.*)

Pasal 7A

Presiden  dan/atau  Wakil  Presiden  dapat  diberhentikan dalam  masa  jabatannya oleh Majelis  Permusyawaratan  Rakyat  atas  usul  Dewan  Perwakilan  Rakyat,  baik  apabila terbukti  telah  melakukan  pelanggaran  hukum    berupa  pengkhianatan  terhadap  negara, korupsi, penyuapan, tindak pidana berat lainnya, atau perbuatan tercela maupun apabila terbukti tidak lagi memenuhi syarat sebagai Presiden dan/atau Wakil Presiden.***)

Pasal 7B

(1)  Usul  pemberhentian  Presiden  dan/atau  Wakil  Presiden  dapat  diajukan  oleh  Dewan Perwakilan Rakyat kepada  Majelis  Permusyawaratan  Rakyat  hanya dengan terlebih dahulu  mengajukan  permintaan  kepada  Mahkamah  Konstitusi  untuk  memeriksa,mengadili, dan  memutus Dewan Perwakilan Rakyat bahwa Presiden dan/atau  Wakil Presiden  telah  melakukan  pelanggaran  hukum  berupa  pengkhianatan  terhadap negara,  korupsi,  penyuapan,  tindak  pidana  berat  lainnya,  atau  perbuatan  tercela; dan/atau  pendapat  bahwa  Presiden  dan/atau  Wakil  Presiden  tidak  lagi  memenuhi syarat sebagai Presiden dan/atau W akil Presiden.***)
(2)  Pendapat Dewan Perwakilan  Rakyat bahwa Presiden dan/atau Wakil Presiden  telah melakukan  pelanggaran  hukum  tersebut  ataupun  telah  tidak  lagi  memenuhi  syarat sebagai Presiden dan/atau Wakil  Presiden adalah  dalam rangka  pelaksanaan fungsi pengawasan Dewan Perwakilan Rakyat.***)
(3)  Pengajuan  permintaan  Dewan  Perwakilan  Rakyat  kepada  Mahkamah  Konstitusi hanya  dapat  dilakukan  dengan  dukungan  sekurang-kurangnya  2/3  dari  jumlah anggota Dewan  Perwakilan Rakyat  yang  hadir  dalam  sidang paripurna yang  dihadiri oleh sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah anggota Dewan Perwakilan Rakyat.***)
(4)  Mahkamah  Konstitusi  wajib  memeriksa,  mengadili,  dan  memutus  dengan  seadil-adilnya terhadap Dewan Perwakilan Rakyat tersebut paling  lama sembilan puluh hari setelah  permintaan  Dewan  Perwakilan  Rakyat  itu  diterima  oleh  Mahkamah Konstitusi.***)
(5)  Apabila Mahkamah Konstitusi memutuskan bahwa Presiden dan/atau Wakil Presiden terbukti  melakukan  pelanggaran    hukum    berupa  pengkhianatan  terhadap  negara, korupsi,  penyuapan,  tindak  pidana  berat  lainnya,  atau  perbuatan  tercela;  dan/atau terbukti bahwa Presiden dan/atau Wakil Presiden tidak lagi memenuhi syarat sebagai Presiden  dan/atau  wakil  Presiden,  Dewan  Perwakilan  Rakyat  menyelenggarakan sidang  paripurna  untuk  meneruskan  usul  pemberhentian  Presiden  dan/atau  Wakil Presiden kepada Majelis Permusyawaratan Rakyat.*** )
(6)  Majelis  Permusyawaratan  Rakyat  wajib  menyelenggarakan  sidang  untuk memutuskan  usul  Dewan  Perwakilan  Rakyat  tersebut  paling  lambat  tiga  puluh  hari sejak Majelis Permusyawaratan Rakyat menerima usul tersebut. ***)
(7)  Keputusan  Majelis  Permusyawaratan  Rakyat  atas  usul  pemberhentian  Presiden dan/atau  Wakil  Presiden  harus  diambil  dalam  rapat  paripurna  Majelis Permusyawaratan  yang dihadiri oleh sekurang-kurangnya ¾ dari jumlah anggota dan disetujui  oleh  sekurang-kurangnya  2/3  dari  jumlah  anggota  yang  hadir,  setelah Presiden  dan/atau  Wakil  Presiden  diberi  kesempatan  menyampaikan  penjelasan dalam rapat paripurna Majelis Permusyawaratan Rakyat.***)

Pasal 7C

Presiden  tidak  dapat  membekukan  dan/atau  membubarkan  Dewan  Perwakilan Rakyat.*** )

Pasal  8

(1)  Jika  Presiden  mangkat,  berhenti,  diberhentikan  atau  tidak  dapat  melakukan kewajibannya  dalam  masa  jabatannya,  ia  digantikan  oleh  Wakil  Presiden  sampai habis masa jabatannya.***)
(2)  Dalam  hal  terjadi  kekosongan  Wakil  Presiden,  selambat-lambatnya  dalam  waktu enam  puluh  hari,  Majelis  Permusyawaratan  Rakyat    menyelenggarakan  sidang untuk memilih Wakil Presiden dari dua calon yang diusulkan oleh Presiden.*** )
(3)  Jika Presiden dan Wakil Presiden mangkat, berhenti, diberhentikan, atau tidak dapat melakukan kewajibannya  dalam  masa jabatannya  secara  bersamaan,  pelaksanaan tugas Kepresidenan adalah Menteri Luar Negeri, Menteri Dalam Negeri dan Menteri Pertahanan secara  bersama-sama.  Selambat-lambatnya tiga puluh  hari  setelah  itu, Majelis Permusyawaratan   Rakyat   menyelenggarakan   sidang   untuk  memilih Presiden dan Wakil Presiden  dari dua pasangan calon Presiden dan wakil Presiden yang diusulkan oleh partai politik atau  gabungan partai politik  yang pasangan  calon Presiden  dan  Wakil Presidennya  meraih suara terbanyak  pertama dan  kedua  dalam pemilihan umum sebelumnya, sampai berakhir masa jabatannya.****)

Pasal  9

(1)  Sebelum  memangku  jabatannya,  Presiden  dan  wakil  Presiden  bersumpah  menurut agama,  atau  berjanji  dengan  sungguh-sungguh  di  hadapan  Majelis Permusyawaratan Rakyat atau Dewan Perwakilan Rakyat sebagai berikut :

Sumpah Presiden (Wakil Presiden) :

“Demi  Allah  saya  bersumpah  akan  memenuhi  kewajiban  Presiden Republik Indonesia (Wakil  Presiden  Republik  Indonesia) dengan sebaik-baiknya dan seadil-adilnya, memegang teguh Undang-Undang Dasar dan menjalankan segala  undang-undang  dan  peraturannya dengan selurus-lurusnya serta berbakti, kepada Nusa dan Bangsa.”

Janji Presiden (Wakil Presiden) :

“Saya  berjanji  dengan  sungguh-sungguh  akan  memenuhi  kewajiban  Presiden Republik Indonesia  (Wakil Presiden Republik Indonesia)   dengan    sebaik – baiknya dan    seadil – adilnya,      memegang    teguh Undang-Undang   Dasar  dan  menjalankan  segala undang-undang  dan  peraturannya dengan selurus-lurusnya serta berbakti, kepada Nusa dan Bangsa”.*)

(2)  Jika  Majelis  Permusyawaratan  Rakyat  atau  Dewan  Perwakilan  Rakyat  tidak  dapat mengadakan sidang, Presiden dan Wakil  Presiden  bersumpah menurut agama, atau berjanji  dengan  sungguh-sungguh  di  hadapan  pimpinan  Majelis  Permusyawaratan Rakyat dengan disaksikan oleh Pimpinan Mahkamah Agung.*)

Pasal 10

Presiden memegang  kekuasaan  yang tertinggi atas  Angkatan  Darat,  Angkatan Laut dan Angkatan Udara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar